Tentang Doa dan Harapan

Tentang Doa dan Harapan….

            Sahabatku bertanya beberapa kali tentang apa doa dan harapan di bertambahnya usia tahun ini, dan aku selalu menjawab ringan belum memikirkannya. Lalu malam ini, selepas magrib, setelah pertanyaan itu lagi.. akhirnya aku memikirkannya. Hari ini secara fisik aku tidak bekerja keras, aku menghabiskan waktu yang luar biasa menyenangkan dengan anak-anak di pantai. Aku dan mereka lagi tergila-gila dengan piknik dan bermain di pantai. Tentu saja dengan ikhlas aku bersedia menemani mereka. Menggenggam tangan mereka dan membagikan cerita lagi tentang apapun yang bisa aku bagi. Spesial membeli coklat dan kami makan bersama. Karena terlalu banyak anak yang ikut, akhirnya aku membagi satu bungkus coklat menjadi dua.

Ah, aku selalu suka desa dan anak-anak ini adalah kebahagiaanku. Kembali ke rumah, otak aku rasanya cukup penuh. Ini hari minggu, tapi aku masih mengutak atik borang, RPP, dan mengarang lagu belajar untuk anak… Lalu otakku sedikit penuh lagi dengan diskusi bersama teman penempatan aku  dan trustee, dan sore harinya masih berdebat dengan teman-teman di organisasi dulu tentang pandangan filosofis yang berbeda (haa…salamu juga si, mancing perdebatan di mainstrem yang tenang). Lho…kenapa aku jadi berceloteh ngasal ya… ya sudahlah, memang terbiasa ngasalkan kamu yan…!!!!

Kembali ke pertanyaan sahabatku tadi… “ apa wish kamu?”

Ha, mau berceloteh lagi…. soal ulang tahun, jujur saja aku lupa sampai ada anak kelas empat yang menulis di Jurnalnya tentang apa benar aku ulang tahun.  Anak-anak kelas empat sempat heboh dengan kebenaran ulang tahun. Mamak piaraku dulu bahkan sampai memanggil  dan menanyakan apakah benar berita ulang tahun ini. “anak-anak bisa-bisanya saja mamak” jawab aku menutup kalimat. Di pantai minggu lalu, anakku Edil berteriak,” enci…. ini kue ulang tahun, dan dia bernyanyi lagu selamat ulang tahun”  diikuti oleh anak-anak yang lainnya. Walaupun aku tidak mengkonfirmasi kebenaran benar atau tidak soal ulang tahun dengan mereka, tapi tetap saja, menurutku…ini adalah salah satu ulang tahun  paling romantis yang pernah aku jalani, karena berbagi bersama anak-anak ini.

Di penutup sabtu pekan ini, Fitri memberikanku kado, sebenarnya minggu-minggu ini, banyak sekali surat romantis yang ditujukan kepadaku. Membuat begitu terharu rasanya. Tentang terimakasih dan senangnya mereka belajar bersamaku. Di jurnal yang aku balas untuk mereka, akupun mulai memperkenalkan tentang penerusku dan guru-guru lain yang sebenarnya juga sama sayang kepada mereka. Anak-anak ini walaupun kadang selalu membuatku mengeluarkan suara keras, tetapi semangat belajar mereka, benar-benar mengalami peningkatan. Bolehkan aku menepuk pundak sendiri untuk ini….Kelas kami selalu bersih, mereka jujur berapa kali berkata kotor, semangat menghafal perkalian, potong kuku setiap minggu. Kemajuan-kemajuan kecil dari anak-anak ini adalah kado tak ternilai dari mereka di ulang tahunku.

Kado dari fitri adalah sebuah boneka lucu, yang dia selipkan di jurnalnya dan dia kumpulkan kepadaku. “ boneka ini untuk enci yanti…, mohon di terima ya”, Jujur, aku  hampir menitikan air mata ketika membuka jurnal fitri yang begitu romantis.  Satu persatu anak-anak aku begitu merasuk hingga ingin mengenal mereka dari banyak sisi, dan melakukan apa yang aku bisa untuk mereka. Walaupun hanya sepenggal kata motivasi atapun celotehan marah karena kenakalan mereka. Hah…. yang paling aku syukuri dari ikut Indonesia Mengajar adalah berkesempatan mengajar dan belajar dari anak-anak ini.

Aku kemudian ingin merefleksi perjalanan ulang tahunku. Dua tahun lalu aku masih di Yogyakarta ulang tahun dan kejutan sederhana di dunia pelangi.Tahun lalu, di malam pergantian ulang tahun.. Aku tepat berada di tengah hutan  berbivak sendiri, di temani bintang-bintang dan bunyi binatang malam. Aku begitu ingat malam itu…dimana aku merasa dekat sekali dengan engkau Rabb…. membaca ayat-ayatmu dengan penerangan seadaanya, dan menuliskan surat untuk diri aku sendiri. Dan malam ini, setelah lebih dari setahun….akhirnya aku membukanya..

Duh gusti, sudah setahun sejak tulisan ini, tulisan yang kubaca kembali disaat yang tepat, di sisa waktuku yang semakin sempit di desa.

Di sebuah hutan rimba, di 15 september 2012

Dengan kesederhanaan yang patut untuk di syukuri

Allah…Semoga selalu berkah…

Hai dude…ingat hari ini, ketika tepat di usiamu yang ke 26, Wow, ternyata hari ini ulang tahunku…Ketika Allah menitipkan nafas, ruh, dan jiwa ini kepada seorang aku. Ketika surat ini dikirim kepadaku, kira-kira aku ada dimana  ya..Mejene, Halmahera, Tulang Bawang, Bengkalis atau apakah Aceh dan Sulawesi. Jadi, apakah kamu tetap bersyukur yanti…..? sudahkah kamu melakukan yang terbaik untuk si kecil yang begitu luar biasa itu? lalu terus berkata untuk memaknainya….

Hei yanti, kamu adalah salah satu orang gila diantara calom PM yang sudah lulus sejauh ini, cara pandang  yang luar biasa basic ilmu yang berbagai rupa, dan keunikan perilaku yang sama-sama ingin berbuat yang terbaik kepada sesama.

Sudah kamu menjadi insprirator?

Sudah kamu mengeluarkan titipan ilmu yang diberikan kepadamu?

Apakah akhi-akhir ini kamu sering mengeluh? Jika ia, ingatkan berapa banyak yang kamu korbankan untuk mencapai ini?

Bagaimana sore sederhanamu

Dengan ilalang dan rumput liar, atau langit yang benderang, mungkin pantai yang menenangkan atau justru jalanan setapak yang membuat kamu paling tidak terus berolah raga. Bagaimana dengan pelangi dan rembulan di sudut yang berbeda.

Hei yanti….berbuat terbaiklah untuk  mereka ya, walau sederhana dan tampak biasa saja. Tapi mereka adalah anak Indonesia yang punya kesempatan, yang sama untuk bermimpi dan mencapai karya…Dan Allah memilihmu untuk menjadi bagian dari mencerdaskan mereka…. Jadi jangan pernah ada kata menyerah ya….

Apakah kamu sudah akrab dengan keluarga barumu?

Sudahkah kamu bercengkrama dengan warga desamu?

Apa yang sudah kamu sumbangkan untuk mereka dari ilmu mu?

Apakah ada taman bacaan untuk mereka?

Bagaimana dengan TPAnya?

Atau pemberdayaan masyarakat?

Kamu harus selalu peka dan jeli untuk melihatnya ya

Apakah kamu selalu berangkat dengan senang?

Motivasimu tidak akan pernah padam kan

Ingat yan….berbagi itu dengan hati

Jadi, masih tuluskah?

Allah, bimbinglah hamba, semoga selalu berkah dan mensyukuri segala nikmatmu. Semoga aku dan anak-anakku nanti, bisa terus melakukan yang terbaik.

Di solo bivak pelatihan Wanardi

Yanti

            Aku ingin menuliskan surat ini kembali sebagai pengingat bahwa malam itu, aku merasa amat dekat dengan Rabbku dan ada doa-doa yang terpancar di kesunyian malam. Lalu satu tahun setelahnya, ternyata aku ada di sini. Di Banggai dengan anak yang luar biasa dengan segudang tantangannya..Yang dari hari ke hari membuatku benar-benar jatuh cinta. Rabb, aku mungkin belum melakukan yang terbaik, tetapi aku melakukan semampu tenaga yang kupunya.

            Aku kemudian ingin menjawab pertanyaan yang kutulis malam itu. Keluarga baruku di Moilong sangat baik, mereka amat perhatian dan mendukung semua aktivitas yang kulakukan untuk anak-anak, soreku juga amat kunikmati kebersamaan bersama anak-anak itu…Aku kadang frustasi, kadang juga emosi, tetapi itu semua tertutupi dengan kebahagiaan atas keajaiban kecil dari anak-anakku.  TPAku bentuknya amat unik, ada nenek Aji yang usianya lebih dari 80 tahun. Beliau begitu menyayangiku, demikian juga aku….nenek yang selalu memelukku walaupun amat jarang aku berkunjung kesana. Malam harinya, aku akan pergi ke masjid. Aku ingin bercerita, anakku adalah anak desa yang pandai sekali mengaji berlagu. Kadang kami mengaji menggunakan mikropon yang terdengar satu desa. Aku begitu jatuh cinta dengan waktu antara magrib dan Isya, dimana aku bisa merasa amat dekat dengan Rabbku.

Taman baca kami adalah perpustakaan sekolah, dimana setiap sore aku dengan ringan melangkah kesana..Menemani anak-anakku beberapa lembar bacaan lalu mengamati mereka bermain. Ah, aku ingin melukiskan…kesempatan bersama mereka sunggu luar biasa…Aku amat bahagia. Untuk anak-anakku aku selalu berangkat dengan senang. Rabbku dengan cara apa aku harus bersyukur padaMu…dengan melakukan yang terbaik di titik dimana aku berada bukan…berusaha selalu tulus dalam berbuat, dan keikhlasan yang menyelingkupi… begitukah..? Aku sedang berusaha…. dan berilah aku kekuatan sampai akhir.

Lalu ketika sahabatku bertanya apa harapanku…..

            Yang terlintas di kepalaku adalah soal mereka. Soal Andi, Yani, Ikhsan, Eel, Aco, Fikar yang segera bisa lancar membaca. Soal harapan Hasni yang terus bisa sekolah. Soal Iyan, Yoga, Aco yang perilakunya bisa lebih baik. Soal Aliana, Fauzan, Hasna dan Fitri yang suatu saat melampaui sekedar Moilong untuk cita-citanya. Soal Suci yang kuharap bisa betah di sekolah, Edil yang semakin mengerti matematika, atau Irsa yang bisa lebih menghargai orang lain. Soal kepala sekolahku yang bisa menikmati dan lebih mampu mengelola sekolah, soal guru-guru yang semakin peduli dengan anak-anak atau soal orang tua yang ikut andil dalam pendidikan. Harapanku adalah sepenuhnya untuk anak-anakku. Anak-anak yang amat ku sayangi, dengan harapan mereka terus tumbuh lebih baik.

Itulah doaku di bertambahnya usia.

Aku akan terus belajar untuk itu…

22 September 2013

Alhamdulillah

 

1 Komentar (+add yours?)

  1. embundankaca
    Sep 30, 2013 @ 17:40:53

    🙂
    beteweeee… ini lho blognya orang yahudi yang gak sengaja ku follow.. haa.. http://thehumanpicture.wordpress.com/tag/religion/

    Suka

    Balas

Tinggalkan komentar