Dialog Mencari Makna (2: Menikmati Detik)

Ketika Ucapan Berusaha dirasakan dengan Jiwa….

Murid:
Guru… Bukankah setiap detik itu sangat berarti, kenapa harus seperti itu?

Guru
Benar anakku, setiap detik itu sangat berarti…jadi tidak hanya sekedar dinikmati tetapi cobalah untuk dimaknai. Anakku, kita tidak akan pernah tau batas waktu yang diberikan olehNya kepada kita…Camkanlah ini…hidup itu hari ini, ketika engkau berada di pagi hari, jangan mengharap sore hari, ketika engkau berada di sore hari, jangan berharap berada di malam hari. Manfaatkanlah semua kesempatan yang diberikanNya kepadamu… karena sekali lagi… salah satu rahasia terbesarNya adalah sisa detik yang dimiliki oleh manusia.

Murid :
Guru… lalu berdampak apa sebenarnya kesadaran ini?

Guru:
Taukah muridku, jika waktu mu tinggal hari ini, apa yang akan engkau lakukan…. Tentu Engkau akan berusaha memberikan sholat terkhusyuk dalam hidupmu, berbuat yang terbaik kepada sesamamu, meminta dan memberi maaf terhangatmu, bertindak dengan tulus di dalam hidupmu atau menyebarkan semangat terhebat dalam sisa detikmu. Apakah kamu mau sisa detikmu kamu manfaatkan dengan kedengkian hati, rasa marah, kecewa, atau menyakiti sesama….Tentu tidak…fitrah dalam dirimu akan mengarahkan kepada tindakan universal untuk berbuat baik dan denkat dengan Rabbmu. Itu JanjiNya Anakku, manusia pada dasarnya dilahirkan dengan kemuliaan dan rasa ingin selalu dekat denganNya.

Murid:
Bahkan detik-detik terberat di dalam hidup kita  guru…?

Guru
Anakku…. itulah hidup, kadang engkau akan merasa dunia dan seisinya sedang berpihak kepadamu, engkau merasa bahagia dan hidupmu lengkap. Tapi suatu ketika engkau juga akan berada pada masa dimana engkau sangat terpuruk, sedih, dan tidak tahu harus berbuat apa-apa. Hidup tidak selamanya gembira, kadang kala kita juga akan sedih, kecewa atau marah. Dan detik dimana engkau merasa kecewa itu mungkin adalah detik terberat di dalam hidupmu. Bukankah sama saja anakku, ketika sebuah peristiwa sudah ditetapkan dan terjadi..tidak ada pilihan lain selain engkau menerimanya…hanya saja dengan cara apa pada akhirnya engkau meresapi… berusaha memaknai detik-detik itu, atau terus marah dengan keadaan.

Murid:
Itu berarti, apakah aku harus menerima saja apapun yang diberikan olehnya, tanpa terkecuali

Guru
Mari kita luruskan terlebih dahulu anakku, Kita tidak akan pernah tahu bagaimana akhirnya takdir sampai kita melewatinya. Menikmati setiap detik bukan berarti engkau berhenti di satu titik kemudian pasrah saja menerima yang akan terjadi kepadamu…ingatlah, ada hal-hal di dalam hidup ini yang takdirnya tertulis atas dasar usaha, kesungguhan, cita-cita, dan rencana… Yah, anakku…Teruslah berencana, bermimpi, dan bergerak pelan-pelan, dengan sergap, atau kadang tanpa jeda… tetapi bagaimanapun proses bergerak mu… tetaplah selalu ada syukur dan sabar di dalamnya…dan ingatlah, setiap detik yang DIa berikan kepadaMu tidak akan pernah terulang lagi…jadi anakku, Manfaatkanlah dengan baik

Dan PR tersisa adalah bagaimana menerapkannya… dengan keberanian untuk terus bisa mengusahakannya walaupun berbagi warna di dalamnya

Dialog Mencari Makna (1: Hidup Soal Titipan)

Suatu dialog di penghujung malam

Murid :
“Segala sesuatu ini bukannya titipan ya guru, kenapa begitu susah untuk memakluminya”

Guru :
Muridku, segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah titipan. Itu berarti semua titipan itu ada masanya, ada waktunya, yang berarti juga tidak selamanya engkau miliki. Begitulah kamu seharusnya bersikap anakku… belajarlah untuk menjaga dengan baik titipan itu, sayangilah titipan-titipan itu, hingga suatu saat ketika DIA mengambil titipanNya, akan terlihat indah dan baik, akan serasa lebih melegakan dan sempurna…karena engkau sudah berbuat yang terbaik untuk menjaganya

Murid :
Bahkan setiap rasa ini juga titipan guru?

Guru:
Betul anakku, rasa senang, sedih, marah, kecewa, adalah titipan dariNya…Makanya anakku, sandarkanlah segala rasa itu kepada Allah…

Anakku, jika engkau jatuh cinta… ingatlah bahwa segala sumber kebaikan atas bunga-bunga cinta itu berasal dari mana… jika engkau begitu terpesona dengan dirinya…lalu bukankah engkau harusnya jauh lebih terpesona kepada penciptanya dan mempersembahkan yang lebih indah untukNya. Kemudian jika engkau amat bahagia dengan banyak hal yang engkau dapat di dunia ini, ingatlah juga kepada yang maha pemberi

Anakku, kadang dalam hidupmu, engkau juga akan merasa sangat kecewa dan sedih..bahkan rasa itupun adalah titipan dariNya untukmu anakku. DIA ingin melihat sejauh mana engkau terus percaya kepada takdirnya. DIA ingin melihat seberapa banyak kamu belajar dari rasa itu anakku, dan DIA ingin tahu seberapa jauh rasa syukur dan sabarmu. Kamu mungkin tidak mengerti kenapa takdir ini diberikan kepadamu, sejenak mungkin kamu akan merasa sangat tidak adil dan tidak tau harus bagaimana…. tapi Sungguh, DIA itu maha tau anakku, mungkin sekarang engkau belum memahami kenapa banyak peristiwa menimpa hidupmu, tapi percayalah.. Dia Maha teliti dan Maha mengetahui.

Murid:
Apa yang engkau sarankan kepadaku guru… Agar Aku bisa lebih cepat mengerti dan memahami

Guru:
Iklas, Di dunia ini, tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa ijinNya..jadi ketika DIA memberikan sesuatu entah siapa atau apa…percayalah, pasti ada maksudnya. Lepaskan hatimu anakku…bukalah ruang yang ada di jiwamu, teruslah bergerak walaupun engkau belum mengerti maksudnya. Pelan-pelan saja memahami, tidak usah terburu untuk meresapi. Percayalah Dia akan memberimu jawaban, yakinlah dia tidak hanya akan menyembuhkan tetapi memberikan banyak hal indah kepadaMu…Yang harus kau tanamkan di dalam hatimu adalah “Percaya” dan sandarkanlah segala sesuatu kepadaNya.

Ingatlah sekali lagi…semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan yang suatu saat akan diambil oleh yang punya… pilihanmulah mengembalikannya dengan cara apa….

Diam menyelimuti malam yang tenang