Mengintip Tidak Hebohnya Asean Para Games


Mengutip salah satu pernyataan Wahdina, atlit renang penyandang cacat yang menumbangkan mendali perunggu untuk Indonesia di Asean Para Game ke 6 di Solo yang menyatakan bahwa “tolonglah walaupun kita penyandang cacat, fasilitasnya juga diperhatikan, kok sepertinya tidak seperti Seagames  padahal juga sama-sama event international”

Pertanyaan mendasarnya adalah apakah pertandingan olah raga untuk penyandang cacat tidak semenarik seagames?. Sponsor utama yang sangat terbatas, pembangunan fasilitas yang tak seheboh seagame, pembukaan yang hanya dihadiri wakil presiden, tak ada telivisi yang menyiarkan langsung pembukaannya apalagi pertandingannya dan Lagu Indonesia yang berdentang karena pundi-pundi mendali seolah hanya bisa didengar di stadion, lapangan atletik, atau kolam renang seolah dengan penonton yang terbatas… Apakah sebenarnya nasionalisme tidak bisa ditularkan oleh mereka yang menyandang cacat?

Tak ada ide untuk melanjutkan tulisan ini… hanya saja, melihat dengan sekilas berita-berita tentang penyandang cacat itu, justru lebih membangkitkan rasa ingin berbuat sesuatu untuk bangsa ini… Mereka yang keterbatasan fisik, menangis saat lagu Indonesia berkumandang, menunduk dengan haru saat bendera di bentangkan, dan masih bisa mengatakan ini untuk Indonesia… Well, pengingat ampuh bagi kaum muda seperti kita tentunya… Banyak keistimewaan kepada manusia yang lengkap secara fisik untuk terus bermanfaat, lalu… sudahkah kita melakukannya…. Semoga saja, penghargaan kepada mereka yang duakali ektra ini… juga sama seperti atlet-atlet yang menjadi jawara di Seagames…

Berjuanglah Terus dengan luar biasa…. Terimakasih J

Tinggalkan komentar