(Habis Gelap Terbitlah Terang: Dahlan Iskan)


Belajar itu sederhana… yukss…Belajar dari Dahlan Iskan

Dari Jurnalistik ke jurnalistrik ? banyak orang meragukannya… jika wartawan menjadi politisi atau duta besar itu mungkin masih wajar tetapi ketika seorang Dahlan Iskan memutuskan menjadi Direktur Utama PLN, BUMN kedua terbesar di negeri ini, yang memiliki masalah pelik kelistrikan, selalu merugi setiap tahunnya, disumpahi masyarakat karena sering padam, dihujat oleh industri karena sering mengganggu jadwal produksi, yang bisa antri sampai dua tahun kalau masang listrik, menyedot anggaran subsidi paling besar dari negara, atau masih menyengsarakan rakyat karena 60 tahun Indonesia merdeka masih ada rakyat yang pake lampu teplok…? bahkan PLN telah dipelesetkan dari Perusahaan  Listrik Negara menjadi Perusahaan Lilin Negara.  Celetukan ketus selalu terarah padanya.. Ahli listrik dari universitas ternama seperti ITB saja tidak bisa menyelesaikan masalah listrik…bagaimana seorang lulusan pesantren bisa? Senekat dan segila apa Dahlah Iskan ?

Listrik itu domainnya insinyur, Urusan teknik elektro yang berbasis teknologi tinggi, bukan urusan cetak mencetak atau tulis menulis di surat kabar. Listrik itu mengatur dan mengendalikan setrum, bukan membuat setrum dan intrik yang bisa nyetrum orang. Listrik itu urusan penyediaan energi yang amat vital yang boleh dikategorikan sebagai kebutuhan primer era modern. Media itu lebih sebagai pemuas kebutuhan sekunder!. Listrik itu mengurus jaringan terluas manajement pembangkit dan sustainabilitasnya, infrastruktur, layanan kepada publik dan menggerakan lebih dari 52 ribu karyawan. Pertanyaannya adalah apakah jurnalis itu punya bakat? Tahu apa Dahlan Iskan itu? Apalagi bukan lulusan insyinyur, bukan lulusan ITB! Bukan jebolah teknik listrik!. Intinya adalah semua keraguan terarah kepada Dahlan Iskan yang seolah sudah pasti gagal mengelola PLN. Dahlan Iskan bukannya marah, dia dengan santai ia menjawab “PLN ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang hebat! Karyawannya lulusan SMA jurusan terhebat, fisikal jurusan yang dianggap paling pintar!, lalu masuk fakultas teknik elektro ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang hebat! Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di negeri ini! Lalu… ya, yang dibutuhkan sekarang oleh PLN adalah orang bodoh seperti saya!

Pelantikan pertamanya sebagai Dirut PLN diwarnai dengan unjuk rasa besar-besaran karyawan. Ada ratusan pendemo menggunakan truk tronton yang dilengkapi loudspeaker mengumandangkan lagu-lagu perjuangan sambil berorasi. Beberapa poster besar bertuliskan “ Dahlan Iskan masuk, PLN ambruk. Dahlan Iskan akan membuat korupsi sekamin marak!. Tolak Dahlan Iskan sebagai Dirut PLN! Dahlan Iskan tidak mengerti listrik!, Dahlan Iskan akan mendorong Privatisasi PLN, Tolak!!. Kamar kerja Dahlan bahkan juga dikunci  begitu juga lift direksi dan pelantikanpun dilakukan tergesak-gesak. Demo di PLN awalnya tidak diacuhkan oleh Dahlan, ia tetap bekerja dan melakukan rapat walaupun di ruangan yang berbeda.  Namun, pada hari keempat karena demo terus menerus, Dahlanpun mengumpulkan seluruh karyawan dan seorang diri mendatangi mereka. Dahlan mempersilahkan karyawan bicara menyampaikan alasan penolakan, namun tidak satupun karyawan bicara. Pertemuan selama 40 menit itu diakhiri dengan diam dan tanpa dialog. Dahlan mendekati dinding yang berisi poster-poster hujatan dirinya, membacanya, mengangguk, sesekali diam agak lama kemudian kembali keruang kerjanya dan karyawan bubar tanpa suara. Dua minggu berikutnya, suasana menjadi lebih cair terutama ketika ia diminta menjadi imam sholat jum’at, dan satu bulan setelahnya poster-poster yang dipasang menentang dahlan perlahan-lahan diturunkan secara sukarela oleh karyawan.

Sehari setelah pelantikan, Dahlan mengadakan rapat dengan direksi. Dari 10 direksi yang harusnya hadir, hanya dua orang yang ikut rapat. Sisanya datang terlambat dan menunggu diluar ruangan karena pintu dikunci dari dalam. Para direksi tidak percaya kalau pemimpin mereka yang baru bisa mulai rapat tepat pukul 06.30 pagi walaupun sudah diingatkan.  Dan rapatpun hanya berlangsung satu jam. Dahlan Iskan mengatakan “ Rapat itu jangan lama-lama, jangan lebih dari satu jam. Kalau terlalu lama, kita nanti susah mengerjakannya. Lebih baik lama bekerja dari pada berlama-lama rapatnya”. Selesai rapat pagi itu, ia mengatakan kepada direksi yang terlambat “setahun kedepan, setelah hari ini, saya tidak ingin lagi mendengar giliran listrik mati dimanapun di Indonesia ini. Buat langkah taktis dan teknisnya secara mendetail, berikut bujetnya! Mari kita melaksanakannya..dan oh ya, mulai hari ini rapat akan diadakan jam 06.30 pagi, jangan ada lagi yang terlambat!”

Sosok seperti apakah Dahlan Iskan? Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati (catatan tersebut dapat dibaca di Pengalaman Pribadi Menjalani Tranplantasi Liver) pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina. Karirnya adalah sebagai wartawan dan pengusaha.  Kisah sukesnya dimulai dari saat ia mengembangkan Jawa Pos, dari hanya sebuah koran lokal menjadi “ Koran Nasional yang terbit di daerah”. Dari koran yang hampir bangkrut menjadi raja media di Indonesia. Sekarang ia pemilik jaringan koran yang luas dan begitu cepat berkembang jumlahnya, hampir disetiap ibu kota provensi dan kabupaten di Indonesia. Tercatat ada 190  koran lokal dibawah jaringannya. Dia juga pemilik pabrik kertas koran terbesar di Sidoarjo,dan mengembangkan beberapa TV lokal di Indonesia seperti JTV atau Batam TV. Dahulu sebelum operasi, Dahlan bisa bekerja dari jam 08.00  hingga pukul 03.00 dini hari saat koran naik cetak. Paska sakit, ia mulai merubah gaya hidupnya. Setiap pagi dari pukul 05.30 pagi, ia akan berjalan 30 hingga 45 menit baik dengan istri atau jajaran stafnya di daerah ketika ia kunjungan.

Saat ia memutuskan menerima pinangan pemerintah sebagai dirut PLN, dia kemudian meninggalkan jabatannya di perusahaan dan berkonsentrasi di PLN. Dahlan tidak menerima sepeserpun gaji dari PLN. Alasannya karena gaji dari Jawapos sudah cukup. Ia juga naik mobil pribadi sendiri dan tinggal dirumah sendiri. Tidak ada fasilitas apapun sebagai direksi yang digunakannya. Dahlan tidak ingin berutang apapun kepada perusahaan yang harus dinikmati rakyat ini. Bahkan kesehariannya adalah model wartawan. Dengan sepatu kets dan baju yang digulung hingga lengan dan jaket sehari-hari. Hanya jika bertemu dengan presiden atau ke istana negaralah dia pakai jas atau batik, itupun tetap dengan sepatu ketsnya. Dalam satu wawancara di televisi dahlan mengatakan alasannya selalu menggunakan sepatu kets, dia mengatakan agar bisa berlari kencang. Dahlan Iskan walaupun menjadi orang nomor satu di BUMN sekarang tetap dengan kesederhanan dan keunikannya.

Setelah satu tahun memimpin PLN dan diangkat menjadi menteri BUMN, sosoknya menjadi sangat fenomenal. Hujatan tiada henti kini berganti dengan pujian dan penghargaan atas banyak perubahan di BUMN yang awalnya cacat ini. Kebijakan kontroversialnya ternyata membawa banyak hasil hanya dalam waktu satu tahun. Kebijakannya antara lain Grasess (Gerakan Satu Juta Sambungan dalam Sehari) yang membuat terPHKnya calo-calo listrik yang bergentayangan di masyarakat. Gerakan itu akhirnya mengurangi daftar tunggu yang jumlahnya berjuta-juta orang dari pelanggan PLN.  Dahlan memulai melistriki pulau-pulau yang selama ini tidak terjangkau yang dimulai dari pulau terluar yang mempunyai potensi usaha, wisata ataupun pertumbuhan ekonomi. Pulau-pulau itu 100 persen sudah dialiri listrik dengan memanfaatkan skema solar cell, pembangkit listrik tenaga surya.  Pencabutan Caping  adalah kebijakan kontroversial lainnya dari seorang Dahlan. Caping adalah memberikan subsidi khusus kepada beberapa industri di negara ini yang menurutnya membuat pengusaha manja. Banyak kritikan tajam akibat kebijakan ini  yang juga datang dari atasnnya. Namun Dahlan tidak peduli. Dia mengatakan, seharusnya rakyatlah yang menikmati listrik bukan para pengusaha. Bahkan kalau terjadi pemadaman seharusnya rumah-rumah para pejabatlah dahulu yang mendapat giliran. Kebijakan ini bagi PLN, mengurangi kerugian akibat terus menerus mensubsidi.

Dahlan bahkan menggandeng KPK, BPK dan BPKB dalam proses kebijakan PLN, alasannya agar tidak ada yang bergentayagan untuk membuat PLN transparan. Ia mengajak stafnya untuk berkunjung ke KPK dan BPK dan meminta lembaga ini untuk mengawasi secara ketat proses kebiajakan yang ada di PLN. Tindakan ini yang awalnya ditertawakan ternyata menjadi rumus ampuh melindungi PLN dari tindakan-tindakan yang tidak bersih. Ia juga mereformasi sistem di dalam perusahaannya menjadi lebih dinamis dan bergerak cepat. Dahulu PLN terlalu birokratis, satu keputusan harus banyak pertimbangan dan disetujui oleh jajaran direksi bahkan satu keputusan bisa diambil berbulan-bulan kemudian. Dahlan merubah sistem dimana pejabat terkait bisa mengambil keputusan dengan singkat terkait divisi yang dikelolanya. Bagi Dahlan Iskan, listrik itu hampir sama dengan jurnalistik, bahkan lebih cepat. Jika berita tidak cepat disampaikan maka akan basi dan ketinggalan, bahkan listrik lebih cepat dari itu. Kurang dari detik aliran yang harus diantarkan untuk menyalakan komputer misalkan, karena listrik itu sangat vital jadi banyak keputusan yang harus bisa bisa dengan cepat diambil untuk menyelesaikan masalah.

Karyawan PLN diajak bekerja lebih cepat, bersemangat dan adaptif. PLN dibawa kepada perusahaan yang sifatnya lean and clean yang diharapkan lebih cepat menyelesaikan keluhan pelanggan. Perhatian khusus diberikan kepada pekerja teknis dilapangan yang langsung berurusan dengan gangguan dan jaringan kekuatan tinggi. Dalam beberapa kesempatan rapat, Dahlanpun sering mengikut sertakan kepala cabang atau sektor yang bertujuan sebagai sarana magang dan calon pemimpin bagi masa depan perusahaan. Jajaran direksipun sering melakukan rapat dibeberapa daerah. Tujuannya adalah agar direksi lebih memahami akar dari masalah. Bahkan Dahlan pernah melakukan rapat dilapangan terbuka setelah lari pagi dengan para stafnya. Ia mengunjungi ratusan daerah di Indonesia untuk meninjau langsung kinerja PLN, dan Dahlan tidak segan-segan untuk naik ke gardu listrik, berbicara langsung dengan level paling bawah dan meminta pendapat orang luar PLN seperti Tri Mumpuni untuk perbaikan perusahaan ini. Salah seorang karyawan PLN berkata “ dahulu kalau Dirut PLN datang ingin berkunjung, persiapannya bisa berbulan-bulan, dan kadang gagal di menit-menit terakhir”.  Tidak terlalu ada batasan dengan karyawannya, dia memulai menyalami dengan hangat karyawan di pelosok daerah atau rapat lesahan dengan sajadah di aula karena banyak orang yang hadir. Keberhasilan kebijakan yang diusung oleh Dahlan Iskan membawa aura positif bagi karyawan yang menjadi lebih percaya diri dan bersemangat.

Dahlan Iskan sosok unik, inisiatif, bergerak cepat, percaya kepada tim, disiplin, pekerja keras, jujur dan sederhana adalah sosok luar biasa dalam perubahan.  Ketika ditanya apakah ia akan bersedia kembali dipilih sebagai dirut PLN periode berikutnya. Dengan tegas ia menjawab tidak. Ia sudah berjanji hanya tiga tahun di PLN pada keluarganya. Sosok Dahlan adalah pemimpin yang tidak terlena dengan kekuasaan. Ia tahu kapan harus memulai dan mengerti kapan waktunya berhenti. Dahulu PLN dibenci karena dalam satu tahun listrik bisa mati sampai 50 kali bahkan hingga 150 kali, perusahaan ini bahkan sering merugi, dan seolah tidak mampu menerangi dirinya sendiri. Sekarang perusahaan negara ini, dengan kepemimpinan Dahlan Iskan yang luar biasa dan tim yang solid untuk perubahan perlahan-lahan sudah menemukan engerginya dan cahayanya kembali.

Penutup tulisan ini…dalam satu wawancara Dahlan pernah ditanya apa kenikmatan hidup terbesar saat ini, kenapa ia tidak mau dibayar? “ tidur dan mandi  bisa mandi air hangat adalah kenikmatan terbesar saya, saya sudah tidak membutuhkan apa-apa lagi untuk dibayar”. Dahlan adalah salah satu sosok yang dibutuhkan di negara ini.. semakin banyak orang-orang yang berdedikasi seperti ini.. berjuang untuk negaranya, membuat perubahan dengan sederhana, dan optimisme terhadap kebaikan…Negara ini pasti menjadi lebih baik lagi.

Dan kita tunggu saja kebijakan kontroversial lain yang memberi manfaat pada jabatan barunya sebagai mentri BUMN… Selamat Berjuang Dahlan Iskan…Terimakasih atas inspirasinya. “ Habis Gelap Terbitlah Terang “

Catatan kaki..:

Dulu sebagai orang kalimantan yang sumber minyak, gas dan batu baranya sering disedot dan entah diapain aja sering ngeluh… kok bisa sumber energi terbesar negeri ini ada disini, tapi listriknya sering mati bisa seminggu tiga kali dan bisa 3, 4 atau bahkan 8 jam… Dan tanpa disadari, sekarang sudah tidak lagi… hee… jadi terimakasih ya pak Dahlan… hal kecil yang kadang tidak disadari tapi banyak membawa kebaikan J

Tinggalkan komentar